Cerita dulu nih, kemarin kebetulan saya sama beberapa teman ngumpul bareng di salah satu kafe di Bandung , ceritanya kita bertiga mau diskusi + ngerjain beberapa kerjaan yang harus diselesaikan bareng. Nah, saat itu kita harus pake laptop. Seperti biasa, setelah kita semua keluarin laptop semuanya cari colokan listrik. Setelah dapet colokan listrik, 2 orang teman saya langsung cabut baterai, sementara saya seperti biasa tetap memasang baterai. Dan melihat baterai saya selalu terpasang, mereka langsung "mengkuliahi" saya mengenai pentingnya mencabut baterai laptop saat mendapat supply listrik, alasannya? biar baterai awet. Sering banget saya mendapat peringatan tentang melepas baterai ini dari beberapa teman, tapi saya tidak begitu saja percaya, kenapa? karena secara logika itu tidak masuk akal. Gini alasannya :
1. Fungsi Laptop Sebagai Komputer jinjing
>> Sebelum masuk lebih jauh, mending kalian baca lagi deh fungsi laptop itu sendiri. Laptop diciptakan untuk memudahkan penggunanya dalam bekerja dengan mobilitas tinggi. Artinya, laptop bisa kalian bawa kemana pun dan dimanapun. Lah, kalo misalkan masih harus bongkar/ pasang baterai (baca: ribet), kenapa ga bawa PC aja.
2. Tidak ada pernyataan resmi dari produsen laptop/ para ahli
>> Setelah saya mampir ke beberapa website resmi, maupun "keliling" ke beberapa media resmi di internet, tidak ada pernyataan resmi dari para ahli tentang bagaimana pentingnya melepas baterai. Adapun berita mengenai melepas baterai laptop ini hanya berasal dari blog, forum dan milis, yang notabene berasal dari asumsi pribadi sang penulis.
3. Laptop sudah memasang "Charge Indicator"
>> Coba deh lihat di pojok kanan bawah, disitu ada indikator yang menunjukkan bahwa batre laptop sedang di charge, jika batrenya kosong, maka tulisan yang muncul adalah "Charging", kalau batrenya sudah penuh maka tulisannya jadi "Fully Charge", nah bahasa kerennya nih disebut dengan teknologi Artificial Intelligent. Nah, logikanya itu dipasang dengan tujuan apa? masa cuma ngasih tau doang kalo batre laptop udah penuh?ga mungkin dong. Baterai yang sudah penuh, maka asupan power supply akan di by pass langsung ke laptop, tanpa melalui baterai itu sendiri, sementara baterai akan tetap menyimpan power yang sudah tersimpan. Dengan kata lain, kalo emang baterainya sudah fully charge 100%, maka baterai akan berhenti menerima supply power, dan daya listrik yang masuk akan langsung dialirkan ke laptop, tanpa melalui baterai.
4. Baterai itu fungsinya sama seperti UPS
>> Dengan adanya baterai, maka ketika listrik ngedrop/ mati, baterai akan langsung mem-back up kebutuhan power sebuah laptop. Nah, bisa dibayangkan kalau baterai dilepas, dan listrik mati, sementara kita tidak terhubung ke UPS, laptop langsung mati tanpa sempat shut down. Resikonya lebih besar, misalnya data hilang, hardware yang lain rusak. Bahkan meskipun cuma butuh booting lagi, itu harus melewati tahap scandisk pada saat booting awal. Itu juga masih mending kalo masih bisa booting, lah kalo misalnya muncul NTLDR is Corrupted? Masih mending juga kalo misalnya auto recovery di systemnya bagus, lah kalo auto recovery-nya kayak bajaj, alhasil siap-siap aja tuh file corrupted. Itu baru data ilang. Resiko lainnya hardware yang lain yang rusak, hard disk, memory, dll. Pastinya hardware2 itu akan kena impact atas hilangnya power secara mendadak. Jadi, mending korbanin baterai yang harganya kisaran Rp. 500 ribu - 1 juta, atau korbanin laptop yang harganya berlipat-lipat dari harga baterai?. Hemat sama pelit itu beda, kawan!! :)
5. Room baterai dalam laptop rusak
>> Nah ini juga penting, kalo misalkan baterai kamu sering di bongkar/ pasang, kemungkinan besar colokan batre di laptop kamu lebih cepat kendor, karena setahu saya ada "auto lock" yang menjaga baterai tetap di tempatnya. Nah, logikanya kalo terus dibongkar/pasang, itu menyebabkan banyak gesekan, gesekan2 itu kemungkinan besar akan menyebabkan pengikisan pada badan laptop. Kalo "lock" baterainya sudah aus gitu, maka siap2 aja kalian pake karet untuk menahan baterai kalian. Nah, hasilnya laptop kalian lebih mirip nasi goreng dibungkus, kalo yang pedes karetnya merah, yang ga pedes karetnya kuning. :)
Kesimpulan
Nah dari beberapa penjelasan saya di atas saya cuma ingin menekankan hal penting yang semoga bisa mengubah pola pikir kalian :
- Jangan langsung percaya pada apa yang dikatakan orang lain. Analisa dulu sebab akibatnya. Apakah masuk logika atau tidak. Jangan sampai informasi-informasi "konyol" seperti itu ditelan bulat2, tanpa mencari tahu alasannya. Ayo doong, saatnya Orang Indonesia lebih cerdas!!
- Teknologi diciptakan untuk mempermudah penggunanya, bukan malah membuat ribet. Nah, masalahnya kita siap atau tidak menerima teknologi ini? atau cuma ikut2an trend sementara pola pikir masih pola pikir zaman purba?
- Cuma ingin mengulang salah satu kalimat di atas : Hemat sama Pelit itu beda, kawan!! :)
Sekian dulu ya, semoga bermanfaat..
Cheers,
No comments:
Post a Comment