Wednesday, December 5, 2012

Sepi

Siang ini, sepi menghembuskan bisikan-bisikan lembut berisi kisah-kisah pilu. Langit yang biasanya hangat dan tenang, sekarang hanya mematung tanpa ekspresi. Aku memilih sepi, seperti gelas kosong tak berisi, sepenuhnya melepaskan dunia yang pernah memenuhi permukaannya, tidak ada apa-apa lagi miliknya, kecuali bening ingatan.

Yang kubutuhkan hanya pengetahuan, seperti kedatangan matahari di musim penghujan, seperti bulan yang mengintip di sela dua gunung itu.

Aku ingin sepi, seperti dahan kering yang menunggu angin untuk menjatuhkannya, hingga kamu datang memungutnya. Kadang sepi bisa memberi inspirasi, menemukan jati diri, seperti newton menemukan gravitasi. Kadang sepi juga bisa menghancurkan, seperti fungi di sudut jalan itu, menghidupkan, tapi diabaikan.

Aku hanya ingin sepi, bercerita pada udara pagi, bercumbu dengan gelas-gelas kopi. Hingga pagi menghilang dan tetes kopi terakhir mengering. Hingga aku benar-benar merasa sendiri, menunggu apel newton jatuh.

Aku hanya ingin sepi, hingga aku benar-benar merasa kesepian, menunggu kamu datang menghamburkan keriangan. Tolong cepat datang..