Saturday, April 2, 2011

Menikmati Penderitaan

Post di malam minggu, setelah lama ga nge-blog, baru masuk blog ternyata blog ini sudah di view oleh hampir 1000 pembaca, padahal umur blog ini belum sampai 1 tahun, lumayan untuk ukuran blog yg jarang di update, jadi tambah semangat nge-post.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Back to topic.

Penderitaan adalah kata yang sangat dihindari semua orang. Tentu saja, coba siapa yg mau menderita?. Tapi tahukah anda, jika hampir semua orang pernah menderita?dan semua orang sukses akan selalu bangga menceritakan masa penderitaan mereka.



Penderitaan adalah perjuangan. Penderitaan adalah proses berjuang untuk mencapai kenikmatan, memperoleh kebahagiaan. Tentunya kebahagiaan tidak akan datang begitu saja tanpa kita merasakan penderitaan. Apakah anda pernah mendaki gunung?jika belum tanyakan pada teman anda yang pernah mendaki gunung.

Seorang pendaki gunung adalah contoh yang mudah untuk menggambarkan indahnya penderitaan. Pendaki gunung akan melewati jalan yang cukup sulit (setidaknya bagi orang awam) melewati jalan sunyi, terpencil, gelap gulita, kedinginan, apalagi kalau hujan, jalan yang dilalui akan lebih sulit lagi. Mereka harus waspada saat menembus hutan yang masih alami. Tak jarang mereka harus mencari-cari jalan, mendaki tebing, melintasi pinggir jurang atau jalan yang lebih sulit. Dalam perjalanan itu, mungkin mereka berpikir bahwa betapa enaknya jika saat itu dia diam saja di rumah, menonton tv, duduk di sofa, makan enak. Sangat kontras dengan keadaan di hutan.

Mengapa mereka bersusah payah mendaki gunung?lelah, sunyi, gelap, dingin, belum lagi cerita2 mistis yang selalu dikisahkan yang tentu saja semakin mengusik pikiran mereka. Belum lagi berita-berita di media massa yang mengisahkan tentang hilangnya para pendaki gunung.

Setelah mencapai puncak, biasanya para pendaki ini mengambil beberapa foto untuk kenang kenangan, memetik beberapa tangkai bunga addleweis untuk oleh-oleh bagi rekan-rekannya. Timbul perasaan puas, meskipun biasanya mereka hanya sebentar saja di atas puncak, tidak sebanding dengan perjuangan dan penderitaan mereka selama mendaki. Tapi sesungguhnya perasaan puas itu timbul bukan hanya karena mereka sudah berada di puncak tertinggi, perasaan puas itu muncul lebih kepada karena mereka sudah berhasil menaklukkan penderitaan, ketakutan, kedinginan, kesunyian, keengganan, dan berbagai hambatan dalam diri mereka supaya dapat naik ke puncak tertinggi itu.

Saat mereka kembali lagi ke rumah, biasanya mereka akan merindukan untuk kembali ke puncak tersebut, yang mereka rindukan adalah proses perjuangan mencapai pincak itu, melewati segala macam rintangan dan penderitaan.

Dari cerita tersebut, saya berkesimpulan bahwa proses perjuangan jauh lebih nikmat daripada hasil yang diperoleh. Mari kita nikmati "proses menuju keberhasilan", daripada "keberhasilan" itu sendiri. Apapun keadaan anda, apapun kondisi anda saat ini, hidup akan terasa lebih nikmat kalau anda menikmati proses perjuangan anda. Ibarat peribahasa kuno yang menyebutkan "berakit rakit kita ke hulu, berenang-renang ke tepian..Bersakit-sakit dahulu, bersenang senang kemudian".

Akhir kata, Selamat menikmati penderitaan.... :)

No comments:

Post a Comment